Minggu, 11 Januari 2015



Buku Rahasia Syair Syair Ma’rifat dan Hidup Sempurna, Pujangga Jawa Terakhir terdiri dari 8 bab dan 1 bab lampiran. Bab I berisi riwayat hidup  dari lahir sampai kematiannya. Latar belakang kehidupannya, keadaan budaya saat itu, pengaruh budaya Jawa & Islam dalam perjalanan hidupnya, semuanya membentuk sifat & karakter dari seorang pujangga keraton yang mempunyai wawasan yang luas dan dapat membaca arah jaman.
Bab II adalah berisi apa itu ma’rifat, hakekat, tarekat dan syariat. Bagaimana hubungan masing masing itu, dijelaskan dalam bab ini dengan cukup mendetail.
Bab III adalah menjabarkan konsep Jawa yang ada dalam syair , yakni Mati sajroning Ngaurip atau mati di dalam hidup. Filosofi Jawa ini diterangkan dalam bab III ini.
Bab IV memaparkan konsep mengenal diri sendiri dalam budaya Jawa yang sesungguhnya juga sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad SAW, yakni man’arafa nafsahu faqad’arafa rabbahu.
Bab V adalah bab yang cukup menantang untuk dijelaskan karena ada pertentangan dalam konsepnya. Penyaksian Kepada Allah. Karena ada yang membolehkan dengan syarat. Ada yang total melarang hal ini. Topik ini yang diterangkan dalam bab V ini.
Bab VI adalah tentang bagaimana cara menyingkap hijab sehingga manusia dapat membaca tanda tanda dari Allah, mengenal Allah. Sehingga manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini seperti yang dikehendaki oleh Allah SWT.
Bab VII membahas mengenai sifat 20 dari Allah dan bagaimana implikasinya sifat 20 pada manusia.  Bagaimana sifat 20 ini diterapkan pada kehidupan di dunia ini. 
Bab VIII menguraikan tentang ilmu sastra jendra hayuningrat. Ilmu para dewa, kalau dipewayangan. Sehingga saat diturunkan kepada manusia, gegerlah para dewa di kahyangan. Sehingga ingin menggagalkan penguasaan ilmu itu oleh manusia. Pada kenyataannya, ilmu ini memang puncak ilmu tentang diri manusia.
Bab IX adalah bab penutup adalah renungan dari penulis sebagai Pembelajar Spiritual yang tidak akan pernah berhenti. Isinya adalah Allah SWT menciptakan alam semesta ini dengan konsep yang bertentangan. Menciptakan dunia ini juga dengan konsep yang sama, yakni selalu bersifat paradoks.